Minggu, 01 November 2015

kepramukaan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pergaulan anak muda kita sebagai generesi muda saat ini sungguh memprihatinkan, banyak sekali penyimpangan-penyimpangan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Sering kita jumpai baik melalui berita atau kejadian disekitar kita bahwa anak-anak dan pemuda-pemudi kita bertindak tidak sesuai dengan norma-norma Pancasila dan ajaran-ajaran agama yang dianutnya, seperti berani dan bertindak keras sesama teman, kakak, orangtua dan masyarakat sekitarnya, berbuat jahat atau bertindak kriminal, sebagai contoh perkelaihan antar pelajar, mencuri, pemerasan, bahkan sudah berani melakukan perompokan dan pembunuhan.
Hal ini selain kurangnya perhatian orangtua juga karena pengaruh era globalisasi yang begitu cepat tanpa dibarengi dengan pengetahuan yang cukup dan pengawasan dari berbagai pihak sehingga membuat anak-anak dan pemuda-pemudi serta para pelajar bebas untuk menginterprstasikan dan cenderung salah serta keliru karena ikut-ikutan atau pengaruh teman pergaulannya dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
            Sebagian pelajar baik di SMP/sederajat dan SMA/sederajat saat ini cenderung salah mengartikan kesetikawanan dan sosial yang tinggi terhadap teman, karena alasan tersebut mereka berani membela dan melakukan hal-hal yang melanggar norma dan hukum yang berlaku demi kebutuhan sessaat. Perilaku tersebut sangatlah merugikan orang lain dan sekitarnya, pelajar yang tidak tahu-menahu menjadi korban, fasilitas umum dan milik warga sekitar juga menjadi sasaran perusakan saat terjadi perkelaihan antar pelajar atau antar geng, bahkan sudah merambah ke kampung antar warga.
            Permasalahan tersebut sebutulnya bisa dikurangi bahkan dihilangkan jika para pelajar tersebut mempunyai keyakinan agama yang tinggi dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan positif baik di sekolah maupun di kampung. Salah satu kegiatan positif di sekolah siswa SMA/sederajat dapat mengikuti kegiatan Kepramukaan Penegak yang diselenggarakan setiap satuan pendidikan di tingkat atas  yang telah diwajibkan oleh Pemerintah, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang No 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dan Permendikanas No 69 dan 70 tahun 2013 tentang Struktur Kurikulum Kepramukaan di SMA/MA dan SMK/MAK. Bahwa salah satu pendidikan generasi muda dan dalam rangka membentuk watak atau karakter yang mandiri dan penuh tanggungjawab yang berjiwa Pancasila bagi para pelajar dapat melalui Gerakan Pramuka.

B. Identifikasi Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat kita temukan permasalahan sebagai berikut:
1. Adanya pelanggaran norma atau hukum yang dilakukan oleh para pelajar
     karena salah dalam mengartikan kestiakawanan dan sosial terhadap
     teman kelompoknya.
2. Merosotnya karakter pelajar sebagai siswa yang semestinya lebih taat  
    terhadap norma dan hukum yang berlaku karena mereka telah mendapat
    ilmu dan pengetahuan yang lebih dibandingkan pemuda-pemudi yang
   tidak sekolah.
3. Lemahnya jiwa patroitisme, dalam hal ini kurang tanggungjawab dan 
     kedisiplinan serta cinta almamater sebagai pelajar sehingga mudah 
     terpengaruh oleh teman dan lingkungan untuk berbuat negatif.

C. Permasalahan
Berdasarkan identifikasi tersebut maka permasalahn yang menarik untuk dikaji adalah ”Bagaimanakah penanaman jiwa patriotisme bagi Pramuka Penegak dalam kegiatan kepramukaan melalui upacara pembukaan dan penutupan pada latihan pramuka?”

II. PEMBAHASAN MASALAH

A. Kajian teori
1. Pramuka Penegak
Penegak adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 16 – 20 tahun.  Secara umum usia tersebut   disebut masa sosial (Kohnstam) atau disebut juga masa remaja awal yaitu masa pencarian jati diri, memiliki semangat yang kuat, suka berdebat, kemauannya kuat, agak sulit dicegah kemauannya apabila tidak melalui kesadaran rasionalnya, ada kecenderungan agresif, sudah mengenal cinta dengan lain jenis kelamin.
Pergerakan golongan Penegak disebut pergerakan bakti.  Bagi seorang Penggalang yang masuk Ambalan Penegak, berarti melanjutkan latihan yang telah diterima di golongan Siaga dan Penggalang dan Ambalan Penegak adalah tempat mempraktekkan dan menyempurnakan pendidikannya dalam Gerakan Pramuka.  Bagi mereka yang belum pernah menjadi Pramuka dapat diterima sebagai anggota Ambalan sedikitnya telah memenuhi syarat-syarat Penggalang Ramu.  Kepenegakan adalah latihan ke arah kemandirian dan tidak menjadi beban orang lain, persaudaraan bakti, mendidik diri sendiri dengan menambah kecakapan sebagai bekal pengabdian dan berguna bagi masyarakat, memilih cara hidup yang dipedomani Trisatya dan Dasadarma.
Penegak dianggap sudah berani meluaskan sayapnya sendiri, membuka lingkaran dunianya lebar-lebar serta mandiri.  Maka bentuk upacara pembukaan dan penutupan latihan Ambalan Penegak adalah berupa  barisan yang terbuka dari semua sudut, yakni bersaf satu lurus di mana pemimpin-pemimpin Ambalannya berada di sebelah kanan.  Pembina bisa berada di tengah-tengah lapangan upacara, tetapi bisa berada di ujung barisan paling kanan. Filosofisnya adalah bahwa Penegak sudah dibebaskan melihat dunia luar dan peran Pembina dalam membina Penegak adalah memberi porsi lebih besar terhadap pemberian  dorongan, motivasi dan arahan (Tut Wuri Handayani),  dibandingkan dengan di tengah-tengah menggerakkan (ing madya mangun karsa), dan di depan memberi keteladanan (ing ngarsa sung tulada).
Proses pembentukan jiwa dan mental dalam kegiatan pramuka kepenegakan dilakukan melalui Sandi Ambalan yang dibaca dan dihayati pada setiap upacara penutupan latihan, serta perjalanan spiritual (hike) dan renungan jiwa sebagai sarana introspeksi dan retrospeksi seorang Penegak yang kebanyakan adalah pemuda dan pemudi.


2. Revitalisasi Gerakan Pramuka
Dalam revitalisasi Gerakan Pramuka sebagaimana yang disampaikan dalam sambutan Presiden RI dalam upacara peringatan Hari Pramuka ke-45, sebagai berikut:
a. Perkuat Gerakan Pramuka sebagai wadah pembentukan karakter bangsa
    Bagi generasi muda pembentukan karakter bangsa amat penting dan            
    menentukan nasib bangsa di masa depan. Hanya bangsa yang memiliki
    mental kepribadian yang kuat, bersemangat, ulet, pantang menyerah,
    disiplin, inovatif dan bekerja keraslah yang dapat mendorong kemajuan
    dan keberhasilan.
b. Raih keberhasilan melalui kerja keras, cerdas, dan ikhlas
    Hari ini dan masa depan memerlukan kerja keras dan kerja cerdas dari
    seluruh komponen bangsa. Gerakan Pramuka hendaknya menjadi pelopor
    membudayakan diri, senang bekerja keras secara cerdas dan ikhlas,
    bangun nilai, sikap dan perilaku ini sejak dini melalui beragam kegiatan
    Gerakan Pramuka.
c. Ajak kaum muda meningkatkan semangat bela negara
    Utamakan program dan kegiatan untuk meningkatkan semangat patriotism
    dalam membela kepentingan bangsanya. Gerakan Pramuka pada  
    khususnya dan generasi muda bangsa pada umumnya harus mencintai dan  
    bangga terhadap bangsa, negara dan tanah airnya sendiri.
d. Mantapkan tekad kaum muda sebagai patriot pembangunan
    Tantangan negeri kita pasca krisis adalah bagaimana membangun kembali
    negeri ini. Kaum muda haruslah menjadi agen dan pelopor perubahan,
    negeri ini akan menjadi maju dan sejahtera apabila pembangunan dapat
    terlaksana dengan baik. Kenalkan dan libatkan kaum muda dalam kegiatan
    yang mengarah dan menjadi bagian dalam pembangunan nasional melalui
    karya-karya yang nyata.
e. Utamakan kepentingan bangsa dan negara diatas segalanya                         
    Pendidikan dan pelatihan kepramukaan harus melahirkan generasi muda  
    bangsa yang memiliki wawasan kebangsaan yang kuat. Didiklah kaum   
    muda sedini mungkin untuk tidak membedabedakan indentitas, seperti
    agama, etnis, suku kedaerahan dengan tujuan yang negatif. Watak
    nasionalisme akan tercermin dalam perilaku yang senantiasa lebih
    mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dibandingkan kepentingan
    diri dan golongan.
f. Kokohkan persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia                     
   Galang terus persaudaraan dan persahabatan di antara sesame anggota
   Gerakan Pramuka, sebagai bekal memupuk jiwa dan semangat persatuan
    dan kesatuan. Kembangkan berbagai metodologi dan kegiatan yang dapat
    membangun harmoni, kerukunan dan kesetiakawanan, bahkan kasih
    sayang diantara sesama kaum muda.
g. Amalkan Satya dan Darma Pramuka
    Inti Satya dan Darma bagi Gerakan Pramuka adalah semangat, tekad, kode
    etik, termasuk pesan-pesan moral dan spiritual. Tekad, semangat, kode etik
    serta pesan-pesan itu bukan harus hanya dijunjung tinggi melainkan yang
    lebih penting dilaksanakan dan diamalkan. Melalui pengamalan Satya dan  
    Darma Pramuka, saya berharap Gerakan Pramuka menjadi wadah yang
    ideal dan efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual bagi  
    generasi muda.

3. Upacara Pembukaan dan Penutupan dalam Latihan Pramuka
     Penegak                                                    
Upacara dalam kegiatan Pramuka adalah sebagai alat pendidikan bagi anak-anak dan generasi muda sebagai anggota Pramuka.  ada berapa bentuk dan jenis, seperti Upacara Hari Besar Pramuka, upacara pembukaan dan penutupan latihan pramuka, upacara pelantikan kenaikan tingkat dan upacara pindah golongan. Khusus upacara pembukaan dan penutupan menrut penulis sangatlah tepat untuk memupuk dan meningkatkan rasa patriotisme dalam anggota pramuka penegak yang kebanyakan dari para siswa-siswi SMA/MA atau sederajat.
Dalam upacara tersebut mengandung makna yang sangat tinggi akan rasa tanggungjawab, disipilin, kerjasama, percaya diri dan kedekatan diri dengan agama dan Tuhannya serta adanya kemampuan fisik yang terlatih dan handal dalam melaksanakan tugas sebagi pelaku atau petugas upacara khususnya dan anggota pramuka pada umumnya.

a. Upacara Pembukaan Latihan Pramuka
            Dalam upacara pembukaan latihan pramuka ada hal-hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut:
1. Persiapan
Persiapan upacara meliputi peralatan upacara dan petugas upacara harus disiapkan lebih dahulu, untuk peralatan seperti tiang bendera, naskah Pancasila, Sandi Ambalan/Racana. Sedangkan petugas seperti pemimpinan upacara (Pradana/Ketua Racana), Pembina, tiga petugas bendera, satu petugas pembaca sandi ambalan, dan  satu petugas doa.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan upacara sangat diperlukan kesabaran dan kedisplinan yang tinggi baik petugas maupun anggota/peserta, tanggunjawab dan percaya diri dari petugas/pelaku upcara, kerjasama yang baik antar petugas upcara sehingga jiwa patriotisme dan nilai nasionalisme dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sebagai bekal generasi muda.
           
b. Upacara Penutupan Latihan Pramuka
            Dalam upacara penutupan latihan pramuka ada hal-hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut:
1. Persiapan
Persiapan upacara meliputi peralatan upacara dan petugas upacara harus disiapkan lebih dahulu, untuk peralatan seperti tiang bendera, naskah Pancasila, Sandi Ambalan/Racana. Sedangkan petugas seperti pemimpinan upacara (Pradana/Ketua Racana), Pembina, tiga petugas bendera, satu petugas pembaca teks renungan, dan  satu petugas doa.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan upacara juga sangat diperlukan kesabaran dan kedisplinan yang tinggi baik petugas maupun anggota/peserta, tanggunjawab dan percaya diri dari petugas/pelaku upcara, kerjasama yang baik antar petugas upcara sehingga jiwa patriotisme dan nilai nasionalisme dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta lebih dekat dengan agama dan Tuhannya sebagai bekal generasi muda untuk menghadapi tantangan yang akan datang.

B. Pemecahan masalah
              Berdasarkan permasalahan yang ada dan pandangan atau kajian teori yang penulis sampaikan, maka pemecahan masalah yang dapat disampaikan adalah bagaimana menumbuhkan patriotisme bagi anggota pramuka Penegak yang terdiri dari pelajar setingkat SMA/sederajat sebagai pemuda-pemudi dan generasi muda sebagai calon penerus pelaksana pembanggunan akan datang.
             Adapun pemecahan masalah adanya pelanggaran norma dan hukum bagi para pelajar, merosotnya moral dan lemahnya karakter siswa-siswi sebagai pelajar yang mestinya lebih santun, taat dan patuh akan norma dan hukum serta mempunyai tingkat intlektual yang tinggi dibandingan dengan teman-teman sebaya yang tidak sekolah.
           Hal tersebut dapat dikurangi bahkan dihilangkan jika para pelajar tersebut mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif yang diadakan oleh sekolah salah satu kegiatan pramuka yang wajib diikuti oleh para siswa di SD/sederajat sampai dengan SMA/sederajat. Salah satu untuk mengatasi tersebut dapat melalui peningkatan disiplin, tanggungjawab, percaya diri dan kerjasama yang baik serta pendekatan diri pada agama dan Tuhannya melalui upacara pembukaan dan penutupan latihan pramuka.
          Dalam upacara tersebut ditumbuhkan rasa patriotisme melalui:
1. Kedisplinan petugas dan anggota/peserta upacara,
2. Tanggungjawab petugas/pelaku upacara,
3. Percaya diri dalam melaksanakan tugas sebagai petugas/pelaku upacara,
4. Ketahanan fisik baik petugas/pelaku maupun peserta/anggota upacara,
5. Kerjasama yang baik antara petugas/pelaku upacara,
6. Kedekatan diri dengan agama dan Tuhanya, serta
7. Cinta tanaha air, negara dan bangsa Indonesia.
C. Assesment Penanaman Jiwa Patriotisme

         Tumbuhnya rasa patriotisme dan nasionalisme dikalangan anggota pramuka Penegak yang merupakan pelajar SMA/sederajat dan pemuda-pemudi di kampungnya diharapkan dapat mengurangi atau meminimalisir permasalah adanya pelanggaran norma dan hukum bagi para pelajar, merosotnya moral dan lemahnya karakter siswa-siswi sebagai pelajar.     
          Diharapkan pula melalui kegiatan Pramuka khususnya dalam kegiatan upacara pramuka dapat memberikan dampak positif bagi para anggota pramuka khususnya dan anggota masyarakat pada umumnya, sehingga sebagai pelajar dan pemuda-pemudi lebih santun dan beretika dalam turut serta mengisi pembanggunan saat ini dan akan datang.
          Adanya Kedisplinan, tanggungjawab, percaya diri, ketahanan fisik, kerjasama, dan kedekatan diri dengan agama dan Tuhannya serta cinta tanah air, negara dan bangsa Indonesia bagi anggota pramuka Penegak yang merupakan pemuda-pemudi generasi muda akan lebih siap dalam mengisi pembanggunan sebagi penerus pelaku dan pemempin akan datang.

III. PENUTUP

A. Simpulan     
          Dari hasil pembahasan masalah dapat disimpulkan bahwa rasa patriotisme dapat ditumbuhkan melalui kegiatan pramuka khusunya dalam upcara pembukaan dan penutupan latihan pramuka Penegak di SMA atau sederajat, karena adanya latihan dan penanaman nilai-nilai jiwa patriotisme yang tinggi sebagai berikut:
1. Kedisplinan petugas dan anggota/peserta upacara,
2. Tanggungjawab petugas/pelaku upacara,
3. Percaya diri dalam melaksanakan tugas sebagai petugas/pelaku upacara,
4. Ketahanan fisik baik petugas/pelaku maupun peserta/anggota upacara,
5. Kerjasama yang baik antara petugas/pelaku upacara,
6. Kedekatan diri dengan agama dan Tuhanya, serta
7. Cinta tanaha air, negara dan bangsa Indonesia.
B. Saran
       Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka penulis menyarankan untuk mengurangi pelanggaran norma dan hukum bagi para pelajar, merosotnya moral dan lemahnya karakter siswa-siswi sebagai pelajar dan pemuda-pemudi penerus pelaku pembanggunan, adalah:
1. Mengaktifan kembali kegiatan pramuka, khususnya bagi siswa-siswa SMA   
    atau sederajat untuk wajib mengikuti kegiatan ekstra Pramuka.
2. Memberi kesempatan bagi para anggota pramuka Penegak untuk lebih
     aktif sebagai pelaku/petugas upacara baik dalam pembukaan dan
    penutupan latihan pramuka di sekolahnya/Gugusdepanya.
3. Sekolah/Gugusdepan dapat memberi teguran dan sanksi bagi siswa-siswi
     yang tidak aktif dalam mengikuti kegiatan Pramuka.


Daftar pustaka/refrensi
UU No 12 Tahun 2010 tentang  GERAKAN PRAMUKA

PERMENDIKNAS No 67 dan 68 Tahun 2013 tentang  KURIKULUM PRAMUKA di SMA/ MA dan SMK/MAK

AD & ART GERAKAN PRAMUKA, Kepres RI No. 34 Th 1999 dan     Kep   Ka. Kwarnas No. 107 Th 1999.  Jakarta, 1999.

PP UPACARA - UPACARA DALAM GERAKAN PRAMUKA, PP No. 178 Th 1979. Kwarnas.  Jakarta, 1979.

Baden Powell, (2008), Scouting For Boys, Penerbit Pustaka Tunas Media. Jakarta.

Baden Powell, (2009) Aids to Scout Mastership. Pustaka Tunas Media, Jakarta. 










 





MAKALAH

PENANAMAN JIWA PATRIOTISME PADA PRAMUKA PENEGAK
DALAM PENDIDIKAN GENERASI MUDA MASA DEPAN



(Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepramukaan)






Oleh
                                   
Nama            : Dwi Noviyanto Widyono
                        NIM               : 34301200125
                        Kelas                        : III/C
                        Prodi                        : Pendidikan Guru SD (PGSD)



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
TAHUN 2013



 

Minggu, 27 September 2015

TUGAS KULIAH: TUGAS KULIAH: manf

TUGAS KULIAH: TUGAS KULIAH: manf: TUGAS KULIAH: manf : BAB I PENDAHULUAN A.   Latar Belakang Jepara adalah kota ukir, jepara sangat terkenal sekali dengan kerjianan u...

Minggu, 30 Agustus 2015

TUGAS KULIAH: manf

TUGAS KULIAH: manf: BAB I PENDAHULUAN A.   Latar Belakang Jepara adalah kota ukir, jepara sangat terkenal sekali dengan kerjianan ukirnya. Meubel di Je...

manf

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Jepara adalah kota ukir, jepara sangat terkenal sekali dengan kerjianan ukirnya. Meubel di Jepara mudah sekali di Jumpai disepanjang jalan di Jepara, mulai dari daerah perbatasan sampai tengah kota, kita sudah di sambut dengan keindahan ukir dan kerajinan-kerajian yang diproduksi oleh masyarakat. Meubel di Jepara beragam sekali hasil jenis kerajinanya mulai dari kayu mahoni, kayu jati, kayu nangka, kayu mangga, kayu sengon, kayu jengkol, dan masih banyak lagi jenis kayu lainya.
Setiap saat meubel di Jepara mengalami peningkatan dan kadang juga tak luput dari penurunan. Pembukaan meubel baru di Jepara semakin hari semakin banyak, bahkan sampai berdekatan. Meubel di Jepara sangat beragam jenisnya. Dari jenis yang sederhana sampai jenis yang mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi, dari yang bentuknya kecil sampai bentuk yang besar bahkan ada juga yang sampai terkadang sampai 40 meter panjangnya. Sebagai contoh adalah di Desa Mulyoharjo kecamatan Cumbring kabupaten Jepara.
Di daerah tersebut  banyak sekali sentra meubel yang membuat kerajinan dari kayu dan dengan bentuk yang bisa dibilang rumit sekali.
Banyak rumahan meubel yang berjejeran di daerah tersebut, karena daerah tersebut merupakan sentra kumpulnya para pembuka-pembuka meubel dan tempatnya para pengrajin ari berbagai jenis kerjinan.
Pabrik meubel sampai saat ini belum sadar akan kesadaran akibat pembuangan limbanh yang mereka buag. Padahal setiap harinya mereka pasti membuang limbah dari kayu-kayu yang di buat kerjainan tersebut. Ironisnya limbah tersebut dibuang secara sembarangan dan di sekitar lingkungan itu sendiri. Apabila limbah tersebut dimanfaatkan dengan baik dapat berniliai ekonomis dan menjadi tambahan pendapatan bagi pabrik tersebut.
Kayu mahoni merupakan salah satu jenis kayu khas daerah tropis. Maksudnya, kayu ini berasal dan hanya ada di daerah-daerah yang memiliki iklim tropis contohnya adalah Indonesia.  Di Indonesia, kayu mahoni sangat populer khususnya untuk banyak daerah di pulau Jawa, di sana, kayu ini dikenal sebagai jenis kayu yang bernilai komersial tinggi sehingga banyak orang yang membudidayakan dan diperjual belikan pada pasar komoditas domestik. Di pulau Jawa ini juga, persedian untuk kayu mahoni tidak perlu dikhawatirkan sebab jumlahnya masih sangat banyak, mulai dari yang masih berupa pohon maupun yang sudah berupa kayu yang sudah dipotong atau diproses. Karena jenis pohon penghasil kayu ini memiliki masa pertumbuhan yang cepat yakni kurang lebih dalam kurun waktu 7 hingga 15 tahun, pohon mahoni sudah tumbuh besar dan sudah bisa dipotong dan diambil kayunya. Hal ini jelas berbeda dengan masa pertumbuhan pohon jati maupun pohon sonokeling yang mana pertumbuhannya membutuhkan waktu yang lama.
Kayu mahoni memiliki karakteristik serta memiliki ciri-ciri khusus yang hanya terdapat pada jenis kayu itu sendiri. Ciri-ciri tersebut  yang dapat membedakannya dengan jenis kayu tropis yang lainnya. Karena faktanya, ada beberapa jenis kayu yang memiliki kemiripan satu sama lain jika dilihat sekilas, baik dari segi warna, tekstur ataupun serat  kayunya. Tetapi dengan benar-benar memahami ciri-ciri khusus yang hanya dimiliki oleh jenis kayu tertentu maka kita akan bisa membedakannya. Contoh untuk beberapa jenis kayu yang memiliki kemiripan jika dilihat secara sekilas adalah seperti kayu jati mirip dengan kayu akasia, kayu mahoni juga bisa dikatakan mirip dengan kayu kamper ataupun kayu keruing dari Kalimantan serta jenis kayu lainnya. Contohnya saja yaitu dari limbah kulit mahoni. Limbah ini sangat banyak kita jumpai di berbagai tempat.
Di sekitar rumah kita saja dapat dengan mudah menjumpainya. Kebanyakan dari kita belum tahu akan manfaat dari kulit mahoni tesebut. Padahal jika kita mau menelitinya dan berusaha mencari tahu apa manfaat dari kulit tersebut bisa mendapatkan manfaat yang sangat bermanfaat bagi dunia kerajinan itu sendiri. Banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil dari memanfaatkan limbah kulit mahoni.
Banyak sekali para meubel rumahan menggunakan cat sintesis sebagai cat bahan hasil kerajian mereka. Ada yang berwarna merah, warna plitur, warna keemasan dan warna-warna lainya. Padahal jika kita mau berfikir secara kritis kita bisa membuat pewarna cat itu sendiri  tanpa mengguankan cat sintesis dengan membeli, dan terkadang dengan harga yang mahal demi mendapatkan warna yang maksimal atau bisa dibilang sempurna.
Bila kita amati dan telusuri lebih lanjut, setiap rumah meubel pasti membutuhkan pewarna untuk memperindah hasil dari kerajinan mereka. Warna sangat di butuhkan bagi dunia meubel karena selain untuk memperindah,  juga sebagai pengawet untuk hasil kerajinan itu sendiri. Dalam dunia permeubelan warna apa saja sangat di butuhkan dan kebanyakan warna-warna yang soft sering digunakan.
Pewarna tersebut juga kita bisa kita dapatkan dari limbah kulit mahoni. Pewarna dari limbah ini sangat bagus untuk pewarna hasil meubel. Karena selain menghasilkan warna yangalami juga dapat menghasilkan warna yang awetalami juga dapat menghasilkan warna yang awet pada kerajiann tersebut. Karena limbah kulit mahoni pada kerajiann tersebut. Karena limbah kulit mahoni menghasilakn warna alami yang sangat bagus.
Sebagian masyarakat yang bertempat di pedesaan ada yang sudah memanfaatkan limbah kulit mahoni sebagai pewarna alami. Tetapi faktanya di daerah perkotaan masyarakat belum sama sekali mengetahui manfaat dari limbah kulit mahnoi tersebut. Kandungan kimia dalam kulit mahoni ialah tritertinoid, limonoid, flavonoid, sapornin, tepornoid, alkoloid dan tanin.
Sebagai bahan acuan pada pembuatan bahan pewarna alami ini maka diharapkan dapat menjadi alternatif pengganti pewarna sintetis yang aman dan ramah limgkungan serta mengurangi limbah.
B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana cara pemanfaatan limbah kulit mahioni sebagai pewarna alami ?
2.    Bagaimanakah cara membuat pewarna alami dari kulit mahoni ?


C.  Tujuan
1.    Mendiskripsikan cara pemanfaatan limbah kulit mahoni sebagai pewarna alami.
2.    Menjelaskan cara membuat pewarna alami dari kulit mahoni.
D.  Manfaat

Bagi pengrajin, pemanfaatan limbah kulit mahoni dapat membantu mengurangi limbah dan selain itu juga dapat menjadi penghasiln ekonomis dari pemanfatan limbah kulit tersebut karena dapat menambah pendapatan untuk pengrajin.


BAB II
KAJIAN TEORI

A.  Limbah Kulit Mahoni
Menurut Anonim (1989) menyatakan bahwa, kayu mahoni merupakan salah satu jenis kayu khas daerah tropis. Maksudnya, kayu ini berasal dan hanya ada di daerah-daerah yang memiliki iklim tropis contohnya adalah Indonesia.  Di Indonesia, kayu mahoni sangat populer khususnya untuk banyak daerah di pulau Jawa, di sana, kayu ini dikenal sebagai jenis kayu yang bernilai komersial tinggi sehingga banyak orang yang membudidayakan dan diperjual belikan pada pasar komoditas domestik. Di pulau Jawa ini juga, persediaan untuk kayu mahoni tidak perlu dikhawatirkan, sebab jumlahnya masih sangat banyak, mulai dari yang masih berupa pohon maupun yang sudah berupa kayu yang sudah dipotong atau diproses.
Mahoni adalah tumbuhan berbatang keras yang berkulit dan tebal berwarna hitam kecoklatan. Mahoni adalah pohon peneduh dan pelindung di tepi jalan atau pekarangan. Mahoni memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, dari mula sebagai bahan bangunan sampai dengan untuk pengobatan berbagai macam penyakit. Mahoni termasuk pohon besar dengan tinggi pohon mencapaai 35-40 meter dan berdiameter mencapai 125 cm. Batang lurus berbentuk silindris dan tir dan berdiameter mencapai 125 cm. Batang lurus berbentuk silindris dan tidak berbanir. Kulit luar berwarna coklst kehitaman, berlur dangkal seperti sisik, sedangkan kulit batang berwarna abu-abu dan halus ketika masih muda, berubah menjadii coklat tu,  beralur dan mengelupas setlah tua.
Adapun ciri-ciri dari kayu mahoni.
Yang paling mendasar dari ciri-ciri kayu mahoni adalah sebagai berikut:
1.    Warna
Bagian teras atau tengah kayu mahoni kebanyakan berwarna merah muda (bisa dibilang terlihat pucat), tetapi ada juga kayu mahoni yang berwarna merah tua mirip sekali dengan warna hati. Ini terdapat pada kayu mahoni yang benar-benar berumur tua, mungkin pohonya tumbuh lebih dari 25 tahun. Sedangkan untuk gubalnya atau bagian tepi kayu selalu berwarna putih.
2.    Serat
kayu mahoni memiliki serat lurus dan terpadu.
3.    Tekstur
Kayu mahoni memiliki tekstur halus dan berpori-pori kecil.
Sebagian masyarakat mengolah kulit kayu mahoni hanya dengan merebus kulit kayunya untuk mendapatkan warna merah kecoklatan untuk pewarna tekstil. Hal ini tidak praktis dalam pengolahan dan penyimpanan zat warna yang terkandung dalam kulit kayu mahoni, sehingga perlu dilakukan pengolahan hasil zat warna dari kulit kayu mahoni menjadi bentuk serbuk. Kandungan kimia kulit kayu mahoni adalah triterpenoid, limonoid, flavonoid, saponin, terpenoid, alkaloid dan tanin. Adapun kandungan kulit kayu mahoni yang dimanfaatkan untuk zat warna yaitu tanin dan flavonoid. Pengambilan zat warna alami dari kulit kayu mahoni diperoleh secara langsung yaitu ekstraksi secara batch.
Dibawah ini terdapat pendapat yang menyatakan bahwa warna sintetis membahayakan kesehatan manusia. Wardah dan Setyowati menuliskan: Didirikannya Yayasan Lembaga Konsumen  telah menimbulkan kesadaran pada masyarakat  akan bahaya  yang mengancam keselamatan jiwa mereka dibalik keindahan kemasan  dan warna-warna pada konsumsi makanan. Makin disadarinya kepentingan peranan gizi dalam mencegah dan menanggulangi penyakit kanker harus dijadikan pelajaran penting. Timbulnya kasus-kasus seperti ini sebenarnya dapat dijadikan tuah pengungkit untuk membangkitkan kembali peranan zat pewarna alami.(Wardah dan Setyowati, 1999: 15).
Kulit mahoni juga bermanfaat sebagai obat. Kulit mahoni dengan fungsinya untuk menurunkan kadar diabetes komersial dengan serbuk kulit mahoni. Dari pengujian diketahui pula kulit mahoni mampu menjadi penghambat melakukan penelitian dengan melibatkan mencit.


B.  Paint Of Mahoni
Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460 nanometer. Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia atau daerah tampak spektrum dari radiasi elektromagnetik berkisar antara 380-780 nanometer.  Radiasi yang tersebar secara merata akan tampak sebagai cahaya putih dan yang akan terurai dalam warna – warna spektrum bias dengan adanya penyaringan oleh prisma atau kisi – kisi pelontaran (difraction grating) yang dipersepsikan sebagai sinar cosmik/foton (lembayung, indigo, biru, hijau, kuning, jingga, merah).
Pada tahun 1876 Witt menyatakan bahwa molekul zat warna merupakan gabungan dari zat organik yang tidak jenuh, kromofor sebagai pembawa warna dan auksokrom sebagai pengikat antara warna dengan serat. Secara lebih luas  zat warna tersusun dari hidrokarbon tak jenuh, Chromogen, Auxocrome dan  zat aditif (migration, levelling, wetting agent, dsb).
Bahan pewarna secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu benda berwarna yang memiliki afinitas kimia terhadap benda yang diwarnainya. Bahan pewarna pada umumnya memiliki bentuk cair dan larut di air. Pada berbagai situasi, proses pewarnaan menggunakan mordant untuk meningkatkan kemampuan menempel bahan pewarna.
Bahan pewarna dan pigmen terlihat berwarna karena mereka menyerap panjang gelombang tertentu dari cahaya. Berlawanan dengan bahan pewarna, pigmen pada umumnya tidak dapat larut, dan tidak memiliki afinitas terhadap substrat.
Bukti arkeologi menunjukkan bahwa, khususnya di India dan Timur Tengah, pewarna telah digunakan selama lebih dari 5000 tahun. Bahan pewarna dapat diperoleh dari hewan, tumbuhan, atau mineral. Pewarna yang diperoleh dari bahan-bahan ini tidak memerlukan proses pengolahan yang rumit. Sampai sejauh ini, sumber utama bahan pewarna adalah tumbuhan, khususnya akar-akaran, beri-berian, kulit kayu, daun, dan kayu. Sebagian dari pewarna ini digunakan dalam skala komersil.
Pewarna dari limbah kulit mahoni mempunyai hasil warna yang bagus. Disamping dari warna alami, kualitas pewarna dari mahoni ini sanat bagus. Warna yang dihasilakn dari kulit ini sangat mengkilap dan tahan lama. Dibangdingkan dengan pewarna dari bahan sintertis yang memerlukan cat dasar terlebih dahulu. Sedangkan pewarna dari kulit mahoni ini tidak memerlukan cat bahan dasar untuk pengecatan. Pewarna dari limbah kulit mahoni ini tahan lama dan dapat dijamin kulaitasnya.

C.  Meubel Jepara
Meubel Jepara sangat beragam jenisya. Mulai dari yang meubel yang perumahan biasa ada juga yang sudah gudang-gudang meubel besar dan sudah bertaraf internasional.
Di Jepara sangat banyak sekali perumahan meubel yang mengguankan bahan pewarna pada hasil kerjainan meubel mereka untuk mempercantik hasil kerajanan tersebut. Tak jarang ada yang menggunakan pewarna dari bahan alami ada juga yang menggunnakan pewarna dari bahan sintetis.
Kebanyakan dari pabrik-abrik tersebut rata-rata menggunaka cat pewarna dari bahan sintetis. Tetapi banyak juga yang perumahan meubel yang menggunkan pewarna alami dari bahan alami, termasuk dari limbah kulit mahoni. Limbah dari kulit mahoni ini dapat dimanfaaatkan sebagai pewarna dominan sebgai bahan dasar ataupun bahan yang menjadi pewarna dari barang tesebut.
Pengrajin pembuat meubel di Jepara sangat selektif dalam menentukan pewarna apa yang di gunakan untuk hasil kerjinan mereka agar terlihat indah dan menarik serta memikat si penglihat yan melihatnya.
Meubel di Jepara mempunyai kualitas bagus yang tidak kalah dengan kulaitas dari barang impor. Meubel Jepara menggunakaan limbah kulit mahoni karena kulit mahoni mempunyai hasil warna coklat kehitaman yang indah serta disamping bahan alami juga limbah kulit mahoni ini mempunyai nilai tingkat pewarnaan yang tinggi. Warna yang alami membut para pengrajin meubel jepara yang mengunakan warna dari limbah kulit mahoni untuk di manfaatkan sebagai pewarna alami.
Disamping menghrmat pengeluaran juga kita malahan diuntungkan dengan penggunaan dari penggunaan dari kulit mahoni tersebut. Kita dapat mendaspat nilai ekonomis dari pemanfaatan limbah kulit mahoni karena kita memproduksinya sendiri dan limbah kulit mahoninya kita juga tidak usah membeli mahal karena para pengrajin di Jepara kebanyakan menggunakan kayu mahoni unutk membuat kerjainan. Jadi disamping ekonomi dan menghemat pengeluaran kita juga di untungkan akan hal kehematan.
 BAB III
PEMBAHASAN

A.  Pemanfaatan Limbah Kulit Mahoni Sebagai Pewarna Alami
Pewana alam dari kulit mahoni dibedakan menjadi dua, yaitu zat warna sintetis dan zat warna alami. Zat warna sintetis sangat praktis digunakan serta dapat menimbulkan warna yang mencolok pada produk yang diwarnai. Hal ini membuat zat warna sintetis sering digunakan dalam industri makanan dan minumn, farmasi serta tekstil.
Namun limbah buangan atau residu dari zat warna sintetis dapat mencemari lingkungan jika tidak diolah secara optimal. Maka dari itu zat warna alami mulai diperhitugkan kembali untuk digunakan. Salah satu bahan yang digunakan sebagai zat warna alami adalah kulit kayu mahoni.
Sebagian masyarakat mengolah kulit mahoni hanya dengan merebus kulit kayu mahoni untuk mendapatkan warna merah kecoklatan untuk pewarna tekstil. Kandungan kimia kulit mahoni adalah triterpenoid, limonoid, flafoid, aponin, terpenoid, alkaloid, dan tanin.
Adapun kandungan kayu mahoni yang dimanfaatkan untuk zat warna yaitu tanin dan flafonoid. Pengambilan warna alami dari kayu mahoni diperoleh secara langsung yaitu ekstraksi secara batch.
Ekstraksi dilakukan dengan perbandingan bahan baku dan pelarut 1:10, 1:7, dan 1:5. Bahan baku yang digunakan adalah kulit kayu mahoni, jambal, dan tingi. Hasil ekstrak terbaik diperoleh dengan perbandingan 1:5 untuk semua bahan baku. Pembuatan serbuk dilakukan dengan memasukkan larutan ekstrak ke dalam spray dryer, sehingga diperoleh serbuk zat warna alami.
Bahan utama yang digunakan untuk membuat pewarna alami ini daapt ditemukan disekitar kita. Cara pembuatnyapun cukup sederhana, kita hanya perlu mencuci material yang akan dipergunkan, lalu dipoong kecil-keci dan direbus minimal 12 jam. Semakin laam kita merebusnya emakin bagus hasil pewarnaanya.
Kayu mahoni yang mengandung tanin yang berfungsi sebagai penyamak kulit sekaligus Sebagai pewarna tanin sebagai zat warna ini akan menimbulkan warna cokelat atau kecokelatan.
Proses pengambilan zat warna dari serbuk kayu mahoni (serbuk hasil gergajian dan hasil planner/pasah mesin) dilakukan secara ekstraksi reflukdengan aquades sebagai pelarut (ekstraktan) menggunakan alat Rotavapor.Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap proses yang berkesinambungan, yaitu proses ekstraksi, proses pemekatan, dan proses pembuatan serbuk.

B.  Cara Pembuatan Pewarna Alami dari Kulit Mahoni
1.    Proses Bejana
Proses Bejana yaitu dengan merebus bahan yang akan dijadikan zat pewarna alami. Dalam pembuatan larutan warna perlu disesuaikan dengan berat bahan yang akan diproses sehingga julah lrutan zat warna alam yang dihasilkan cukup untuk mengecat.
Banyaknya warna alam yang dibutuhkan tergantung pada jumlah barang yang akan diwarnai. Perbandingan yang biasanya digunakan adalah 1:30.
Resep membust warrnanya yaitu antara lain sebagai berikut:
1.    Timbang bahan warna alam atau disini yaitu kulit mahoni.
2.    Tiap 1 kg bahan warna alam direbus dengan 10 lier air.
3.    Rebus dengan api panas hingga rebusan tadi menjadi setengahnya.
4.    Setelah rebusan menjadi setengah, biarkan larutan warna menjadi dingin, kemudian setelah dingin disaring lalu digunaaan untuk pewarna kerajinan meubel yang akan diwarnai.

2.    Proses Ekstraksi
a.    Ambil bagian dari kulit mahoni. Endam didalam air dingin minimal 5 jam. Kemudian di potong-potong menjadi kecil-kecil.
b.    Rebus didalam air mendidih selaam kurang lebih satu sampai dua jam. Kemudian perbandingan bahan kulit mahoni dengan dan air adalah 1:10,3.
c.    Rebus kulit kayu mahoni hingga air menjadi setengahnya atau seperempat bagian. Kemudian air rebusan kulit mahoni di saring sebayak empat kali lalu dinginkan. Setelah itu air rebusan kulit ahoni tadi siap digunakan.

3.    Proses Mordanting
Tahap selanjutnya adalah proses mordanting pada serat yang akan dicelup. Serat yang akan dicelup oleh warna sebaiknya direbus terlebih dahulu dalam larutan tawas selama satu jam. Kemudian dibiarkan dingin dan biarkan serat terendam semalaman dalam larutan. Setelah itu, dikeringkan kemudian dicelupkan pada larutan hasil ekstrak. Tunggu sampai kering dan siap digunakan.

4.    Proses Fiksasi
Dalam larutan tunjung (ferosulfat) atau tawas atau kapur tohor ataupun senyawa yang mengandung unsur logam. Untuk membuat larutan fiksasi. Misalnya larutan tawas, kapur tohor ataupun tunjung dibuat dengan melarutkan 70 gram bahan dalam 1 liter air (resep ini bisa divariasikan), setelah mengendap diambil larutan beningnya kemudian baru digunakan untuk proses pemfiksasian. Masing-masing larutan fixer ini akan membangkitkan warna dengan arah warna yang berbeda-beda. Tawas cenderung lebih muda, kemudian kapur tohor agak tua, dan tunjung cenderung kearah gelap. beberapa eksperimen yang telah dilakukan bahan dari daun cenderung mengarah ke kuning ( fiksasi tawas), kuning kecoklatan/kehijauan (fiksasi kapur tohor) dan hijau gelap (fiksasi tunjung).

5.    Ekstraksi Secara Batch
Pengambilan zat warna alami dari kulit kayu mahoni diperoleh secara langsung yaitu ekstraksi secara batch. Sebelumnya dilakukan percobaan pendahuluan untuk menentukan kondisi operasi meliputi volume pelarut dan waktu ekstraksi. Kondisi optimum yang diperoleh dari percobaan adalah 25 gram kulit kayu mahoni diekstrak dengan 450 ml ethanol 96%, diaduk dengan kecepatan 400 rpm, pada suhu 70oC selama waktu 1 jam. Hasil yang diperoleh dari proses tersebut adalah 4,602 gram bubuk zat warna kulit kayu mahoni. Pada pembuatan zat warna, kondisi yang digunakan yaitu, ratio berat bahan dengan volume pelarut 1:18 gram per mL, suhu ekstraksi 70oC, waktu ekstraksi 1 jam dan kecepatan pengadukan 400 rpm. Hasil zat warna yang diperoleh sebesar 60,5 gram atau rendemennya 18,4%. Pengujian zat warna yang dihasilkan melalui uji tahan luntur warna terhadap pencucian dan uji tahan luntur warna terhadap gosokan. Dari uji tersebut diperoleh bahwa pewarnaan kain cukup baik dengan menggunakan larutan fiksasi yaitu larutan kapur.
 BAB IV
PENUTUP

A.  Simpulan
Pewarnaan menggunakan bahan yang alami sekarang ini jarang dijumpai. Orang sekarang lebih menggantungkan pada yang serba instan sehingga mereka melupakan yang berbau alami seperti pewarna alami datri kulit mahoni. Jadi sekarang di ingatan lagi kepada seluruh masyarakat bahwa hasil dari pewarna yang alami hasilnya tidak jauh kalah dari pewana sintetis. Malah lebih bagus hasil dari pewwarna alami. Disamaping hasilnya yang tidak mudah luntur tetapi juga bisa menghemat biaya.

B.  Saran
Diharapkan bagi pengrajin meubel di Jepara selalu menggunkan pewarna dari bahan alami yaitu disini misalnya limbah kulit mahoni. Pengrajin selalu mengembangkna inofasi tentang pengtahuan pewarna alami yang dapat dimanfaaatkan sebagi pewana untuk hasil kerajinan meubel mereka. Disamping menghemat biaya juga dapat mengurangi limabh yang tidak terpakai.
 DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1999. Proses Ekstraksi dan Puderasi Bahan Pewarna Alami. Yogyakarta: Dekranas.
Batik Tulis Canting 100. 2010. Proses Ektrak Pewarna alami dari kulit. (diakses pada tanggal 12 Desember 2014, pukul 15.15 WIB, dalam situs http://batiktuliscanting100.blogspot.com/2010/08/proses-ekstrak-pewwarna-alami-dari-kulit.html
Wildadiny, Cikita. 2012. Pohon Mahoni. (diakses pada tanggal 14 Desember 2014, pukul 14.00 WIB, dalam situs http://syahandrianeda.blogspot.com/2012/08/pohon-mahoni.html
Hargodumilah. 2011. Batik Pewarna Alami Kayu Mahoni. (diakses pada tanggal 22 Desember 2014, pukul 20.59 WIB, dalam situs http://hargodumilahbatikBlogspot.com/2011/06/batik-pewarna-alami-kayu-mahoni.html
Iqmal. 2010. Potensi Tersembunyi Pohon Mahoni. (diakses pada tanggal 17  Desember 2014, pukul 20.00 WIB, dalam situs http://iqmal.staff.ugm.ac.id/index:php/2010/05/20/potensi-tersembunyi-pohon-mahoni/
Wardah dan fm setyowati. 2011. Batik Pewarna Alami Kayu Mahoni. (diakses pada tanggal 22 Desember 2014, pukul 20.59 WIB, dalam situs http://hargodumilahbatik.blogsppot.com/2011/06batik-pewarna-alami-kayu-mahoni.hml