Minggu, 01 November 2015

kepramukaan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pergaulan anak muda kita sebagai generesi muda saat ini sungguh memprihatinkan, banyak sekali penyimpangan-penyimpangan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Sering kita jumpai baik melalui berita atau kejadian disekitar kita bahwa anak-anak dan pemuda-pemudi kita bertindak tidak sesuai dengan norma-norma Pancasila dan ajaran-ajaran agama yang dianutnya, seperti berani dan bertindak keras sesama teman, kakak, orangtua dan masyarakat sekitarnya, berbuat jahat atau bertindak kriminal, sebagai contoh perkelaihan antar pelajar, mencuri, pemerasan, bahkan sudah berani melakukan perompokan dan pembunuhan.
Hal ini selain kurangnya perhatian orangtua juga karena pengaruh era globalisasi yang begitu cepat tanpa dibarengi dengan pengetahuan yang cukup dan pengawasan dari berbagai pihak sehingga membuat anak-anak dan pemuda-pemudi serta para pelajar bebas untuk menginterprstasikan dan cenderung salah serta keliru karena ikut-ikutan atau pengaruh teman pergaulannya dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
            Sebagian pelajar baik di SMP/sederajat dan SMA/sederajat saat ini cenderung salah mengartikan kesetikawanan dan sosial yang tinggi terhadap teman, karena alasan tersebut mereka berani membela dan melakukan hal-hal yang melanggar norma dan hukum yang berlaku demi kebutuhan sessaat. Perilaku tersebut sangatlah merugikan orang lain dan sekitarnya, pelajar yang tidak tahu-menahu menjadi korban, fasilitas umum dan milik warga sekitar juga menjadi sasaran perusakan saat terjadi perkelaihan antar pelajar atau antar geng, bahkan sudah merambah ke kampung antar warga.
            Permasalahan tersebut sebutulnya bisa dikurangi bahkan dihilangkan jika para pelajar tersebut mempunyai keyakinan agama yang tinggi dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan positif baik di sekolah maupun di kampung. Salah satu kegiatan positif di sekolah siswa SMA/sederajat dapat mengikuti kegiatan Kepramukaan Penegak yang diselenggarakan setiap satuan pendidikan di tingkat atas  yang telah diwajibkan oleh Pemerintah, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang No 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dan Permendikanas No 69 dan 70 tahun 2013 tentang Struktur Kurikulum Kepramukaan di SMA/MA dan SMK/MAK. Bahwa salah satu pendidikan generasi muda dan dalam rangka membentuk watak atau karakter yang mandiri dan penuh tanggungjawab yang berjiwa Pancasila bagi para pelajar dapat melalui Gerakan Pramuka.

B. Identifikasi Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat kita temukan permasalahan sebagai berikut:
1. Adanya pelanggaran norma atau hukum yang dilakukan oleh para pelajar
     karena salah dalam mengartikan kestiakawanan dan sosial terhadap
     teman kelompoknya.
2. Merosotnya karakter pelajar sebagai siswa yang semestinya lebih taat  
    terhadap norma dan hukum yang berlaku karena mereka telah mendapat
    ilmu dan pengetahuan yang lebih dibandingkan pemuda-pemudi yang
   tidak sekolah.
3. Lemahnya jiwa patroitisme, dalam hal ini kurang tanggungjawab dan 
     kedisiplinan serta cinta almamater sebagai pelajar sehingga mudah 
     terpengaruh oleh teman dan lingkungan untuk berbuat negatif.

C. Permasalahan
Berdasarkan identifikasi tersebut maka permasalahn yang menarik untuk dikaji adalah ”Bagaimanakah penanaman jiwa patriotisme bagi Pramuka Penegak dalam kegiatan kepramukaan melalui upacara pembukaan dan penutupan pada latihan pramuka?”

II. PEMBAHASAN MASALAH

A. Kajian teori
1. Pramuka Penegak
Penegak adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 16 – 20 tahun.  Secara umum usia tersebut   disebut masa sosial (Kohnstam) atau disebut juga masa remaja awal yaitu masa pencarian jati diri, memiliki semangat yang kuat, suka berdebat, kemauannya kuat, agak sulit dicegah kemauannya apabila tidak melalui kesadaran rasionalnya, ada kecenderungan agresif, sudah mengenal cinta dengan lain jenis kelamin.
Pergerakan golongan Penegak disebut pergerakan bakti.  Bagi seorang Penggalang yang masuk Ambalan Penegak, berarti melanjutkan latihan yang telah diterima di golongan Siaga dan Penggalang dan Ambalan Penegak adalah tempat mempraktekkan dan menyempurnakan pendidikannya dalam Gerakan Pramuka.  Bagi mereka yang belum pernah menjadi Pramuka dapat diterima sebagai anggota Ambalan sedikitnya telah memenuhi syarat-syarat Penggalang Ramu.  Kepenegakan adalah latihan ke arah kemandirian dan tidak menjadi beban orang lain, persaudaraan bakti, mendidik diri sendiri dengan menambah kecakapan sebagai bekal pengabdian dan berguna bagi masyarakat, memilih cara hidup yang dipedomani Trisatya dan Dasadarma.
Penegak dianggap sudah berani meluaskan sayapnya sendiri, membuka lingkaran dunianya lebar-lebar serta mandiri.  Maka bentuk upacara pembukaan dan penutupan latihan Ambalan Penegak adalah berupa  barisan yang terbuka dari semua sudut, yakni bersaf satu lurus di mana pemimpin-pemimpin Ambalannya berada di sebelah kanan.  Pembina bisa berada di tengah-tengah lapangan upacara, tetapi bisa berada di ujung barisan paling kanan. Filosofisnya adalah bahwa Penegak sudah dibebaskan melihat dunia luar dan peran Pembina dalam membina Penegak adalah memberi porsi lebih besar terhadap pemberian  dorongan, motivasi dan arahan (Tut Wuri Handayani),  dibandingkan dengan di tengah-tengah menggerakkan (ing madya mangun karsa), dan di depan memberi keteladanan (ing ngarsa sung tulada).
Proses pembentukan jiwa dan mental dalam kegiatan pramuka kepenegakan dilakukan melalui Sandi Ambalan yang dibaca dan dihayati pada setiap upacara penutupan latihan, serta perjalanan spiritual (hike) dan renungan jiwa sebagai sarana introspeksi dan retrospeksi seorang Penegak yang kebanyakan adalah pemuda dan pemudi.


2. Revitalisasi Gerakan Pramuka
Dalam revitalisasi Gerakan Pramuka sebagaimana yang disampaikan dalam sambutan Presiden RI dalam upacara peringatan Hari Pramuka ke-45, sebagai berikut:
a. Perkuat Gerakan Pramuka sebagai wadah pembentukan karakter bangsa
    Bagi generasi muda pembentukan karakter bangsa amat penting dan            
    menentukan nasib bangsa di masa depan. Hanya bangsa yang memiliki
    mental kepribadian yang kuat, bersemangat, ulet, pantang menyerah,
    disiplin, inovatif dan bekerja keraslah yang dapat mendorong kemajuan
    dan keberhasilan.
b. Raih keberhasilan melalui kerja keras, cerdas, dan ikhlas
    Hari ini dan masa depan memerlukan kerja keras dan kerja cerdas dari
    seluruh komponen bangsa. Gerakan Pramuka hendaknya menjadi pelopor
    membudayakan diri, senang bekerja keras secara cerdas dan ikhlas,
    bangun nilai, sikap dan perilaku ini sejak dini melalui beragam kegiatan
    Gerakan Pramuka.
c. Ajak kaum muda meningkatkan semangat bela negara
    Utamakan program dan kegiatan untuk meningkatkan semangat patriotism
    dalam membela kepentingan bangsanya. Gerakan Pramuka pada  
    khususnya dan generasi muda bangsa pada umumnya harus mencintai dan  
    bangga terhadap bangsa, negara dan tanah airnya sendiri.
d. Mantapkan tekad kaum muda sebagai patriot pembangunan
    Tantangan negeri kita pasca krisis adalah bagaimana membangun kembali
    negeri ini. Kaum muda haruslah menjadi agen dan pelopor perubahan,
    negeri ini akan menjadi maju dan sejahtera apabila pembangunan dapat
    terlaksana dengan baik. Kenalkan dan libatkan kaum muda dalam kegiatan
    yang mengarah dan menjadi bagian dalam pembangunan nasional melalui
    karya-karya yang nyata.
e. Utamakan kepentingan bangsa dan negara diatas segalanya                         
    Pendidikan dan pelatihan kepramukaan harus melahirkan generasi muda  
    bangsa yang memiliki wawasan kebangsaan yang kuat. Didiklah kaum   
    muda sedini mungkin untuk tidak membedabedakan indentitas, seperti
    agama, etnis, suku kedaerahan dengan tujuan yang negatif. Watak
    nasionalisme akan tercermin dalam perilaku yang senantiasa lebih
    mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dibandingkan kepentingan
    diri dan golongan.
f. Kokohkan persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia                     
   Galang terus persaudaraan dan persahabatan di antara sesame anggota
   Gerakan Pramuka, sebagai bekal memupuk jiwa dan semangat persatuan
    dan kesatuan. Kembangkan berbagai metodologi dan kegiatan yang dapat
    membangun harmoni, kerukunan dan kesetiakawanan, bahkan kasih
    sayang diantara sesama kaum muda.
g. Amalkan Satya dan Darma Pramuka
    Inti Satya dan Darma bagi Gerakan Pramuka adalah semangat, tekad, kode
    etik, termasuk pesan-pesan moral dan spiritual. Tekad, semangat, kode etik
    serta pesan-pesan itu bukan harus hanya dijunjung tinggi melainkan yang
    lebih penting dilaksanakan dan diamalkan. Melalui pengamalan Satya dan  
    Darma Pramuka, saya berharap Gerakan Pramuka menjadi wadah yang
    ideal dan efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual bagi  
    generasi muda.

3. Upacara Pembukaan dan Penutupan dalam Latihan Pramuka
     Penegak                                                    
Upacara dalam kegiatan Pramuka adalah sebagai alat pendidikan bagi anak-anak dan generasi muda sebagai anggota Pramuka.  ada berapa bentuk dan jenis, seperti Upacara Hari Besar Pramuka, upacara pembukaan dan penutupan latihan pramuka, upacara pelantikan kenaikan tingkat dan upacara pindah golongan. Khusus upacara pembukaan dan penutupan menrut penulis sangatlah tepat untuk memupuk dan meningkatkan rasa patriotisme dalam anggota pramuka penegak yang kebanyakan dari para siswa-siswi SMA/MA atau sederajat.
Dalam upacara tersebut mengandung makna yang sangat tinggi akan rasa tanggungjawab, disipilin, kerjasama, percaya diri dan kedekatan diri dengan agama dan Tuhannya serta adanya kemampuan fisik yang terlatih dan handal dalam melaksanakan tugas sebagi pelaku atau petugas upacara khususnya dan anggota pramuka pada umumnya.

a. Upacara Pembukaan Latihan Pramuka
            Dalam upacara pembukaan latihan pramuka ada hal-hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut:
1. Persiapan
Persiapan upacara meliputi peralatan upacara dan petugas upacara harus disiapkan lebih dahulu, untuk peralatan seperti tiang bendera, naskah Pancasila, Sandi Ambalan/Racana. Sedangkan petugas seperti pemimpinan upacara (Pradana/Ketua Racana), Pembina, tiga petugas bendera, satu petugas pembaca sandi ambalan, dan  satu petugas doa.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan upacara sangat diperlukan kesabaran dan kedisplinan yang tinggi baik petugas maupun anggota/peserta, tanggunjawab dan percaya diri dari petugas/pelaku upcara, kerjasama yang baik antar petugas upcara sehingga jiwa patriotisme dan nilai nasionalisme dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sebagai bekal generasi muda.
           
b. Upacara Penutupan Latihan Pramuka
            Dalam upacara penutupan latihan pramuka ada hal-hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut:
1. Persiapan
Persiapan upacara meliputi peralatan upacara dan petugas upacara harus disiapkan lebih dahulu, untuk peralatan seperti tiang bendera, naskah Pancasila, Sandi Ambalan/Racana. Sedangkan petugas seperti pemimpinan upacara (Pradana/Ketua Racana), Pembina, tiga petugas bendera, satu petugas pembaca teks renungan, dan  satu petugas doa.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan upacara juga sangat diperlukan kesabaran dan kedisplinan yang tinggi baik petugas maupun anggota/peserta, tanggunjawab dan percaya diri dari petugas/pelaku upcara, kerjasama yang baik antar petugas upcara sehingga jiwa patriotisme dan nilai nasionalisme dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta lebih dekat dengan agama dan Tuhannya sebagai bekal generasi muda untuk menghadapi tantangan yang akan datang.

B. Pemecahan masalah
              Berdasarkan permasalahan yang ada dan pandangan atau kajian teori yang penulis sampaikan, maka pemecahan masalah yang dapat disampaikan adalah bagaimana menumbuhkan patriotisme bagi anggota pramuka Penegak yang terdiri dari pelajar setingkat SMA/sederajat sebagai pemuda-pemudi dan generasi muda sebagai calon penerus pelaksana pembanggunan akan datang.
             Adapun pemecahan masalah adanya pelanggaran norma dan hukum bagi para pelajar, merosotnya moral dan lemahnya karakter siswa-siswi sebagai pelajar yang mestinya lebih santun, taat dan patuh akan norma dan hukum serta mempunyai tingkat intlektual yang tinggi dibandingan dengan teman-teman sebaya yang tidak sekolah.
           Hal tersebut dapat dikurangi bahkan dihilangkan jika para pelajar tersebut mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif yang diadakan oleh sekolah salah satu kegiatan pramuka yang wajib diikuti oleh para siswa di SD/sederajat sampai dengan SMA/sederajat. Salah satu untuk mengatasi tersebut dapat melalui peningkatan disiplin, tanggungjawab, percaya diri dan kerjasama yang baik serta pendekatan diri pada agama dan Tuhannya melalui upacara pembukaan dan penutupan latihan pramuka.
          Dalam upacara tersebut ditumbuhkan rasa patriotisme melalui:
1. Kedisplinan petugas dan anggota/peserta upacara,
2. Tanggungjawab petugas/pelaku upacara,
3. Percaya diri dalam melaksanakan tugas sebagai petugas/pelaku upacara,
4. Ketahanan fisik baik petugas/pelaku maupun peserta/anggota upacara,
5. Kerjasama yang baik antara petugas/pelaku upacara,
6. Kedekatan diri dengan agama dan Tuhanya, serta
7. Cinta tanaha air, negara dan bangsa Indonesia.
C. Assesment Penanaman Jiwa Patriotisme

         Tumbuhnya rasa patriotisme dan nasionalisme dikalangan anggota pramuka Penegak yang merupakan pelajar SMA/sederajat dan pemuda-pemudi di kampungnya diharapkan dapat mengurangi atau meminimalisir permasalah adanya pelanggaran norma dan hukum bagi para pelajar, merosotnya moral dan lemahnya karakter siswa-siswi sebagai pelajar.     
          Diharapkan pula melalui kegiatan Pramuka khususnya dalam kegiatan upacara pramuka dapat memberikan dampak positif bagi para anggota pramuka khususnya dan anggota masyarakat pada umumnya, sehingga sebagai pelajar dan pemuda-pemudi lebih santun dan beretika dalam turut serta mengisi pembanggunan saat ini dan akan datang.
          Adanya Kedisplinan, tanggungjawab, percaya diri, ketahanan fisik, kerjasama, dan kedekatan diri dengan agama dan Tuhannya serta cinta tanah air, negara dan bangsa Indonesia bagi anggota pramuka Penegak yang merupakan pemuda-pemudi generasi muda akan lebih siap dalam mengisi pembanggunan sebagi penerus pelaku dan pemempin akan datang.

III. PENUTUP

A. Simpulan     
          Dari hasil pembahasan masalah dapat disimpulkan bahwa rasa patriotisme dapat ditumbuhkan melalui kegiatan pramuka khusunya dalam upcara pembukaan dan penutupan latihan pramuka Penegak di SMA atau sederajat, karena adanya latihan dan penanaman nilai-nilai jiwa patriotisme yang tinggi sebagai berikut:
1. Kedisplinan petugas dan anggota/peserta upacara,
2. Tanggungjawab petugas/pelaku upacara,
3. Percaya diri dalam melaksanakan tugas sebagai petugas/pelaku upacara,
4. Ketahanan fisik baik petugas/pelaku maupun peserta/anggota upacara,
5. Kerjasama yang baik antara petugas/pelaku upacara,
6. Kedekatan diri dengan agama dan Tuhanya, serta
7. Cinta tanaha air, negara dan bangsa Indonesia.
B. Saran
       Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka penulis menyarankan untuk mengurangi pelanggaran norma dan hukum bagi para pelajar, merosotnya moral dan lemahnya karakter siswa-siswi sebagai pelajar dan pemuda-pemudi penerus pelaku pembanggunan, adalah:
1. Mengaktifan kembali kegiatan pramuka, khususnya bagi siswa-siswa SMA   
    atau sederajat untuk wajib mengikuti kegiatan ekstra Pramuka.
2. Memberi kesempatan bagi para anggota pramuka Penegak untuk lebih
     aktif sebagai pelaku/petugas upacara baik dalam pembukaan dan
    penutupan latihan pramuka di sekolahnya/Gugusdepanya.
3. Sekolah/Gugusdepan dapat memberi teguran dan sanksi bagi siswa-siswi
     yang tidak aktif dalam mengikuti kegiatan Pramuka.


Daftar pustaka/refrensi
UU No 12 Tahun 2010 tentang  GERAKAN PRAMUKA

PERMENDIKNAS No 67 dan 68 Tahun 2013 tentang  KURIKULUM PRAMUKA di SMA/ MA dan SMK/MAK

AD & ART GERAKAN PRAMUKA, Kepres RI No. 34 Th 1999 dan     Kep   Ka. Kwarnas No. 107 Th 1999.  Jakarta, 1999.

PP UPACARA - UPACARA DALAM GERAKAN PRAMUKA, PP No. 178 Th 1979. Kwarnas.  Jakarta, 1979.

Baden Powell, (2008), Scouting For Boys, Penerbit Pustaka Tunas Media. Jakarta.

Baden Powell, (2009) Aids to Scout Mastership. Pustaka Tunas Media, Jakarta. 










 





MAKALAH

PENANAMAN JIWA PATRIOTISME PADA PRAMUKA PENEGAK
DALAM PENDIDIKAN GENERASI MUDA MASA DEPAN



(Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepramukaan)






Oleh
                                   
Nama            : Dwi Noviyanto Widyono
                        NIM               : 34301200125
                        Kelas                        : III/C
                        Prodi                        : Pendidikan Guru SD (PGSD)



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
TAHUN 2013



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar