BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jepara
adalah kota ukir, jepara sangat terkenal sekali dengan kerjianan ukirnya.
Meubel di Jepara mudah sekali di Jumpai disepanjang jalan di Jepara, mulai dari
daerah perbatasan sampai tengah kota, kita sudah di sambut dengan keindahan
ukir dan kerajinan-kerajian yang diproduksi oleh masyarakat. Meubel di Jepara
beragam sekali hasil jenis kerajinanya mulai dari kayu mahoni, kayu jati, kayu
nangka, kayu mangga, kayu sengon, kayu jengkol, dan masih banyak lagi jenis
kayu lainya.
Setiap
saat meubel di Jepara mengalami peningkatan dan kadang juga tak luput dari
penurunan. Pembukaan meubel baru di Jepara semakin hari semakin banyak, bahkan
sampai berdekatan. Meubel di Jepara sangat beragam jenisnya. Dari jenis yang
sederhana sampai jenis yang mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi, dari yang
bentuknya kecil sampai bentuk yang besar bahkan ada juga yang sampai terkadang
sampai 40 meter panjangnya. Sebagai contoh adalah di Desa
Mulyoharjo kecamatan Cumbring
kabupaten Jepara.
Di daerah
tersebut banyak sekali sentra meubel
yang membuat kerajinan dari kayu dan dengan bentuk yang bisa dibilang rumit
sekali.
Banyak
rumahan meubel yang berjejeran di daerah tersebut, karena daerah tersebut
merupakan sentra kumpulnya para pembuka-pembuka meubel dan tempatnya para
pengrajin ari berbagai jenis kerjinan.
Pabrik
meubel sampai saat ini belum sadar akan kesadaran akibat pembuangan limbanh
yang mereka buag. Padahal setiap harinya mereka pasti membuang limbah dari
kayu-kayu yang di buat kerjainan tersebut. Ironisnya limbah tersebut dibuang
secara sembarangan dan di sekitar lingkungan itu sendiri. Apabila limbah
tersebut dimanfaatkan dengan baik dapat berniliai ekonomis dan menjadi tambahan
pendapatan bagi pabrik tersebut.
Kayu
mahoni merupakan salah satu jenis kayu khas daerah tropis. Maksudnya, kayu ini
berasal dan hanya ada di daerah-daerah yang memiliki iklim tropis contohnya
adalah Indonesia. Di Indonesia, kayu
mahoni sangat populer khususnya untuk banyak daerah di pulau Jawa, di sana,
kayu ini dikenal sebagai jenis kayu yang bernilai komersial tinggi sehingga
banyak orang yang membudidayakan dan diperjual belikan pada pasar komoditas
domestik. Di pulau Jawa ini juga, persedian untuk kayu mahoni tidak perlu
dikhawatirkan sebab jumlahnya masih sangat banyak, mulai dari yang masih berupa
pohon maupun yang sudah berupa kayu yang sudah dipotong atau diproses. Karena
jenis pohon penghasil kayu ini memiliki masa pertumbuhan yang cepat yakni
kurang lebih dalam kurun waktu 7 hingga 15 tahun, pohon mahoni sudah tumbuh
besar dan sudah bisa dipotong dan diambil kayunya. Hal ini jelas berbeda dengan
masa pertumbuhan pohon jati maupun pohon sonokeling yang mana pertumbuhannya
membutuhkan waktu yang lama.
Kayu
mahoni memiliki karakteristik serta memiliki ciri-ciri khusus yang hanya
terdapat pada jenis kayu itu sendiri. Ciri-ciri tersebut yang dapat membedakannya dengan jenis kayu
tropis yang lainnya. Karena faktanya, ada beberapa jenis kayu yang memiliki
kemiripan satu sama lain jika dilihat sekilas, baik dari segi warna, tekstur
ataupun serat kayunya. Tetapi dengan
benar-benar memahami ciri-ciri khusus yang hanya dimiliki oleh jenis kayu
tertentu maka kita akan bisa membedakannya. Contoh untuk beberapa jenis kayu
yang memiliki kemiripan jika dilihat secara sekilas adalah seperti kayu jati
mirip dengan kayu akasia, kayu mahoni juga bisa dikatakan mirip dengan kayu
kamper ataupun kayu keruing dari Kalimantan serta jenis kayu lainnya. Contohnya
saja yaitu dari limbah kulit mahoni. Limbah ini sangat banyak kita jumpai di
berbagai tempat.
Di
sekitar rumah kita saja dapat dengan mudah menjumpainya. Kebanyakan dari kita
belum tahu akan manfaat dari kulit mahoni tesebut. Padahal jika kita mau
menelitinya dan berusaha mencari tahu apa manfaat dari kulit tersebut bisa mendapatkan
manfaat yang sangat bermanfaat bagi dunia kerajinan itu sendiri. Banyak sekali
manfaat yang dapat kita ambil dari memanfaatkan limbah kulit mahoni.
Banyak
sekali para meubel rumahan menggunakan cat sintesis sebagai cat bahan hasil
kerajian mereka. Ada yang berwarna merah, warna plitur, warna keemasan dan
warna-warna lainya. Padahal jika kita mau berfikir secara kritis kita bisa
membuat pewarna cat itu sendiri tanpa
mengguankan cat sintesis dengan membeli, dan terkadang dengan harga yang mahal
demi mendapatkan warna yang maksimal atau bisa dibilang sempurna.
Bila
kita amati dan telusuri lebih lanjut, setiap rumah meubel pasti membutuhkan
pewarna untuk memperindah hasil dari kerajinan mereka. Warna sangat di butuhkan
bagi dunia meubel karena selain untuk memperindah, juga sebagai pengawet untuk hasil kerajinan
itu sendiri. Dalam dunia permeubelan warna apa saja sangat di butuhkan dan
kebanyakan warna-warna yang soft sering digunakan.
Pewarna
tersebut juga kita bisa kita dapatkan dari limbah kulit mahoni. Pewarna dari
limbah ini sangat bagus untuk pewarna hasil meubel. Karena selain menghasilkan
warna yangalami juga dapat menghasilkan warna yang awetalami juga dapat
menghasilkan warna yang awet pada kerajiann tersebut. Karena limbah kulit
mahoni pada kerajiann tersebut. Karena limbah kulit mahoni menghasilakn warna
alami yang sangat bagus.
Sebagian
masyarakat yang bertempat di pedesaan ada yang sudah memanfaatkan limbah kulit
mahoni sebagai pewarna alami. Tetapi faktanya di daerah perkotaan masyarakat
belum sama sekali mengetahui manfaat dari limbah kulit mahnoi tersebut.
Kandungan kimia dalam kulit mahoni ialah tritertinoid, limonoid, flavonoid,
sapornin, tepornoid, alkoloid dan tanin.
Sebagai
bahan acuan pada pembuatan bahan pewarna alami ini maka diharapkan dapat
menjadi alternatif pengganti pewarna sintetis yang aman dan ramah limgkungan
serta mengurangi limbah.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana cara
pemanfaatan limbah kulit mahioni sebagai pewarna alami ?
2.
Bagaimanakah
cara membuat pewarna alami dari kulit mahoni ?
C. Tujuan
1.
Mendiskripsikan
cara pemanfaatan limbah kulit mahoni sebagai pewarna alami.
2.
Menjelaskan
cara membuat pewarna alami dari kulit mahoni.
D. Manfaat
Bagi pengrajin, pemanfaatan limbah kulit mahoni dapat membantu
mengurangi limbah dan selain itu juga dapat menjadi penghasiln ekonomis dari
pemanfatan limbah kulit tersebut karena dapat menambah pendapatan untuk
pengrajin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar