Minggu, 30 Agustus 2015

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Jepara adalah kota ukir, jepara sangat terkenal sekali dengan kerjianan ukirnya. Meubel di Jepara mudah sekali di Jumpai disepanjang jalan di Jepara, mulai dari daerah perbatasan sampai tengah kota, kita sudah di sambut dengan keindahan ukir dan kerajinan-kerajian yang diproduksi oleh masyarakat. Meubel di Jepara beragam sekali hasil jenis kerajinanya mulai dari kayu mahoni, kayu jati, kayu nangka, kayu mangga, kayu sengon, kayu jengkol, dan masih banyak lagi jenis kayu lainya.
Setiap saat meubel di Jepara mengalami peningkatan dan kadang juga tak luput dari penurunan. Pembukaan meubel baru di Jepara semakin hari semakin banyak, bahkan sampai berdekatan. Meubel di Jepara sangat beragam jenisnya. Dari jenis yang sederhana sampai jenis yang mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi, dari yang bentuknya kecil sampai bentuk yang besar bahkan ada juga yang sampai terkadang sampai 40 meter panjangnya. Sebagai contoh adalah di Desa Mulyoharjo kecamatan Cumbring kabupaten Jepara.
Di daerah tersebut  banyak sekali sentra meubel yang membuat kerajinan dari kayu dan dengan bentuk yang bisa dibilang rumit sekali.
Banyak rumahan meubel yang berjejeran di daerah tersebut, karena daerah tersebut merupakan sentra kumpulnya para pembuka-pembuka meubel dan tempatnya para pengrajin ari berbagai jenis kerjinan.
Pabrik meubel sampai saat ini belum sadar akan kesadaran akibat pembuangan limbanh yang mereka buag. Padahal setiap harinya mereka pasti membuang limbah dari kayu-kayu yang di buat kerjainan tersebut. Ironisnya limbah tersebut dibuang secara sembarangan dan di sekitar lingkungan itu sendiri. Apabila limbah tersebut dimanfaatkan dengan baik dapat berniliai ekonomis dan menjadi tambahan pendapatan bagi pabrik tersebut.
Kayu mahoni merupakan salah satu jenis kayu khas daerah tropis. Maksudnya, kayu ini berasal dan hanya ada di daerah-daerah yang memiliki iklim tropis contohnya adalah Indonesia.  Di Indonesia, kayu mahoni sangat populer khususnya untuk banyak daerah di pulau Jawa, di sana, kayu ini dikenal sebagai jenis kayu yang bernilai komersial tinggi sehingga banyak orang yang membudidayakan dan diperjual belikan pada pasar komoditas domestik. Di pulau Jawa ini juga, persedian untuk kayu mahoni tidak perlu dikhawatirkan sebab jumlahnya masih sangat banyak, mulai dari yang masih berupa pohon maupun yang sudah berupa kayu yang sudah dipotong atau diproses. Karena jenis pohon penghasil kayu ini memiliki masa pertumbuhan yang cepat yakni kurang lebih dalam kurun waktu 7 hingga 15 tahun, pohon mahoni sudah tumbuh besar dan sudah bisa dipotong dan diambil kayunya. Hal ini jelas berbeda dengan masa pertumbuhan pohon jati maupun pohon sonokeling yang mana pertumbuhannya membutuhkan waktu yang lama.
Kayu mahoni memiliki karakteristik serta memiliki ciri-ciri khusus yang hanya terdapat pada jenis kayu itu sendiri. Ciri-ciri tersebut  yang dapat membedakannya dengan jenis kayu tropis yang lainnya. Karena faktanya, ada beberapa jenis kayu yang memiliki kemiripan satu sama lain jika dilihat sekilas, baik dari segi warna, tekstur ataupun serat  kayunya. Tetapi dengan benar-benar memahami ciri-ciri khusus yang hanya dimiliki oleh jenis kayu tertentu maka kita akan bisa membedakannya. Contoh untuk beberapa jenis kayu yang memiliki kemiripan jika dilihat secara sekilas adalah seperti kayu jati mirip dengan kayu akasia, kayu mahoni juga bisa dikatakan mirip dengan kayu kamper ataupun kayu keruing dari Kalimantan serta jenis kayu lainnya. Contohnya saja yaitu dari limbah kulit mahoni. Limbah ini sangat banyak kita jumpai di berbagai tempat.
Di sekitar rumah kita saja dapat dengan mudah menjumpainya. Kebanyakan dari kita belum tahu akan manfaat dari kulit mahoni tesebut. Padahal jika kita mau menelitinya dan berusaha mencari tahu apa manfaat dari kulit tersebut bisa mendapatkan manfaat yang sangat bermanfaat bagi dunia kerajinan itu sendiri. Banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil dari memanfaatkan limbah kulit mahoni.
Banyak sekali para meubel rumahan menggunakan cat sintesis sebagai cat bahan hasil kerajian mereka. Ada yang berwarna merah, warna plitur, warna keemasan dan warna-warna lainya. Padahal jika kita mau berfikir secara kritis kita bisa membuat pewarna cat itu sendiri  tanpa mengguankan cat sintesis dengan membeli, dan terkadang dengan harga yang mahal demi mendapatkan warna yang maksimal atau bisa dibilang sempurna.
Bila kita amati dan telusuri lebih lanjut, setiap rumah meubel pasti membutuhkan pewarna untuk memperindah hasil dari kerajinan mereka. Warna sangat di butuhkan bagi dunia meubel karena selain untuk memperindah,  juga sebagai pengawet untuk hasil kerajinan itu sendiri. Dalam dunia permeubelan warna apa saja sangat di butuhkan dan kebanyakan warna-warna yang soft sering digunakan.
Pewarna tersebut juga kita bisa kita dapatkan dari limbah kulit mahoni. Pewarna dari limbah ini sangat bagus untuk pewarna hasil meubel. Karena selain menghasilkan warna yangalami juga dapat menghasilkan warna yang awetalami juga dapat menghasilkan warna yang awet pada kerajiann tersebut. Karena limbah kulit mahoni pada kerajiann tersebut. Karena limbah kulit mahoni menghasilakn warna alami yang sangat bagus.
Sebagian masyarakat yang bertempat di pedesaan ada yang sudah memanfaatkan limbah kulit mahoni sebagai pewarna alami. Tetapi faktanya di daerah perkotaan masyarakat belum sama sekali mengetahui manfaat dari limbah kulit mahnoi tersebut. Kandungan kimia dalam kulit mahoni ialah tritertinoid, limonoid, flavonoid, sapornin, tepornoid, alkoloid dan tanin.
Sebagai bahan acuan pada pembuatan bahan pewarna alami ini maka diharapkan dapat menjadi alternatif pengganti pewarna sintetis yang aman dan ramah limgkungan serta mengurangi limbah.
B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana cara pemanfaatan limbah kulit mahioni sebagai pewarna alami ?
2.    Bagaimanakah cara membuat pewarna alami dari kulit mahoni ?


C.  Tujuan
1.    Mendiskripsikan cara pemanfaatan limbah kulit mahoni sebagai pewarna alami.
2.    Menjelaskan cara membuat pewarna alami dari kulit mahoni.
D.  Manfaat

Bagi pengrajin, pemanfaatan limbah kulit mahoni dapat membantu mengurangi limbah dan selain itu juga dapat menjadi penghasiln ekonomis dari pemanfatan limbah kulit tersebut karena dapat menambah pendapatan untuk pengrajin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar